Ilmiah! Puisi Sederhana ._. Renungan... Spiritual : )

Selama Ini Kita Sebagai "Penghuni Kehidupan" Hidup di Atas Kematian yang Lain?

April 04, 2024
0 Komentar
Beranda
Ilmiah!
Puisi Sederhana ._.
Renungan...
Spiritual : )
Selama Ini Kita Sebagai "Penghuni Kehidupan" Hidup di Atas Kematian yang Lain?

Bagaimana Caranya Hingga Hari Ini Kamu Bisa Tetap Menghirup Nafas?

Masih Bisa Tetap Berdiri dalam Kehidupan

Kamu pernah nonton kartun Spongebob? Sepertinya dalam kartun Spongebob ada adegan di mana orang berkata: "tetaplah bernafas". 

Secara fisik, kamu dan saya bisa hidup dengan makan nasi, lauk, ataupun sayur. Rasanya sih tubuh bisa tetap hidup dengan minum air juga. Ya kita bisa hidup dengan bernafas. Tak lupa, kita juga memerlukan tempat tinggal. Permukaan bumi juga bisa dibilang tempat tinggal kita.

Ini mungkin terdengar enggak masuk akal, tapi kalau kita menderita dalam hidup ini, apakah karena kita enggak membayar hutang kita?

"Wah, hutang apa maksudnya, nih?"

Maksudnya gini, bayangin aja: saya dan kamu, selama ini telah dilahirkan, dibesarkan, dan diberikan nafkah oleh orang tua. Kita juga udah membunuh makhluk hidup yang lain. Juga guru atau siapa pun telah memberi kita pengetahuan. Apakah kita berhutang terhadap pemberian dan pembunuhan ini?

Pernah dengar ada orang berkata "Di dunia ini enggak ada yang gratis"? Tapi apakah dalam hidup ini benar-benar enggak ada yang gratis? Apa definisi dari gratis?

"Saya rasa" di semua agama terdapat konsep membayar hutang ini dengan nama yang berbeda.

Diantara kamu ada yang menyebut konsep membayar hutang ini enggak masuk akal, gak? Ya, emang terkesan enggak masuk akal dan saya rasa bukan sesuatu yang ilmiah.

Kalau kamu mengatakan enggak masuk akal, berarti saya anggap metode yang kamu pakai adalah logika. 

Namun metode lain yang bisa dicoba adalah menggunakan kata hati atau intuisi. 

Kalau ada yang tahu bukunya, metode intuisi dibahas dalam buku Theory of Knowledge. "Katanya" buku ini digunakan oleh anak SMA dalam sekolah internasional. Saya belum baca bukunya sampai habis, sih.

Ya, saya tahu kata hati sebenarnya kurang bisa dipercaya, kan? Tapi menurut saya, kita "mungkin" setidaknya bisa mendengarkan kata hati pada hal-hal non-fisik yang enggak bisa dijelaskan dengan metode ilmiah. Mungkin akurasinya enggak sampai 100%, tapi sepertinya layak dicoba.

Bisa aja dengan semakin kamu mendengarkan kata hati, semakin kamu mengasahnya secara pelan, kan?

Jadi bagaimana, apakah kamu yakin dengan konsep membayar hutang ini?

SekarangApa yang Bisa Kita Lakukan?

Mulai saat ini dan seterusnya,

perlukah kita
mulai meminta maaf
atas hutang yang telah diperbuat
lalu mencoba membayarnya?
Atau bersikap bodo amat
terhadap apa pun yang telah kita lakukan
dalam hidup ini? Lalu... 

...melupakan semua hutang cinta
Melupakan semua manfaat, 

yang telah disiramkan
pada tanah kehidupan kita.

Melupakan orang-orang yang telah berjasa, 

ketika kita menjatuhkan
rintik air mata.

Tidak ada komentar